Dalam perspektif Islam, ketaatan kepada pemerintah merupakan prinsip penting selama peraturan yang diberlakukan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu…” (QS. An-Nisa: 59)

Ayat ini menunjukkan pentingnya ketaatan kepada Allah, Rasul-Nya, dan pemimpin (ulil amri). Namun, ketaatan kepada pemimpin memiliki batasan, yaitu selama perintah atau kebijakan yang mereka tetapkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah.” (HR. Ahmad)

Hadits ini menegaskan bahwa seorang Muslim tidak wajib, bahkan tidak boleh, menaati perintah atau peraturan yang bertentangan dengan syariat Islam.

Jadi, jika peraturan pemerintah melanggar syariat, seorang Muslim seharusnya tidak mengikuti peraturan tersebut. Namun, ini harus dilakukan dengan bijaksana, dan tidak melanggar prinsip-prinsip Islam lainnya seperti menghindari kerusakan yang lebih besar, menjaga persatuan umat, dan mematuhi peraturan-peraturan lain yang tidak bertentangan dengan syariat.

Pendekatan yang lebih baik adalah berusaha mengubah atau mempengaruhi peraturan tersebut melalui cara-cara yang dibenarkan dalam Islam, seperti dialog, musyawarah, atau melalui proses hukum yang berlaku, sambil tetap menjaga sikap sopan dan penuh hikmah dalam menyampaikan pendapat.