Keluarga Tsirwah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, dalam Al-Qur’an nama nabi Luth disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 27 kali. Kisah mengenai nabi Luth dan kaumnya dapat disimak dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 80-84, Hud 69-83, Al-Hijr ayat 51-77, Asy Syu’ara ayat 160-175, An-Naml ayat 54-58, Al-Ankabut 28-35, Ash-Shafat ayat 133-138, Adz-Dzariyat ayat 31-37, dan Al-Qamar ayat 33-40.
Hadits Tentang Nabi Luth Alaihissalam
Telah menceritakan kepada kami Ya’qub, telah menceritakan kepada kami ayahku dari Ibnu Ishaq, ia berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Abu ‘Amru mantan budak Al Muththalib, dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
َدَّثَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنَا أَبِي عَنِ ابْنِ إِسْحَاقَ قَالَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ أَبِي عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَلْعُونٌ مَنْ سَبَّ أَبَاهُ مَلْعُونٌ مَنْ سَبَّ أُمَّهُ مَلْعُونٌ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ مَلْعُونٌ مَنْ غَيَّرَ تُخُومَ الْأَرْضِ مَلْعُونٌ مَنْ كَمَّهَ أَعْمَى عَنْ الطَّرِيقِ مَلْعُونٌ مَنْ وَقَعَ عَلَى بَهِيمَةٍ مَلْعُونٌ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمٍ لُوطٍ قَالَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِرَارًا ثَلَاثًا فِي اللُّوطِيَّةِ
Artinya: “Terlaknatlah orang yang mencaci ayahnya, terlaknatlah orang yang mencaci ibunya, terlaknatlah orang yang menyembelih untuk selain Allah, terlaknatlah orang yang mengubah batas-batas tanah, terlaknatlah orang yang menyesatkan orang buta dari jalan, terlaknatlah orang yang menyetubuhi binatang dan terlaknatlah orang yang melakukan perbuatan kaum Luth. Beliau mengucapkan berulang kali, tiga kali tentang liwat (perbuatan kaum Luth homosex),” (HR. Ahmad).
Kesesatan Kaum Nabi Luth
Luth pergi meninggalkan negeri pamannya, Ibrahim al-Khalil, berdasarkan perintah dan izinnya. Luth kemudian singgah di kota Sodom di negeri Ghaur Zagar. Sodom adalah ibu kota negeri tersebut, kota Sodom dihuni oleh penduduk yang amat keji, ingkar, watak yang buruk lahir batin, suka merampok, dan tidak saling melarang perbuatan mungkar yang mereka kerjakan.
Kaum nabi Luth melakukan kekejian yang belum pernah dilakukan oleh seorang manusia sebelumnya, yaitu homoseksual (laki-laki berzina dengan sesama laki-laki). Ketika nabi Luth datang ke kampung tersebut, dia langsung menyerukan masyarakat di negeri itu untuk hanya menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dan agar mereka meninggalkan kemungkaran termasuk zina (homo).
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah yang terletak pada Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 80 yang berbunyi:
وَلُوْطًا اِذْ قَالَ لِقَوْمِهٖٓ اَتَأْتُوْنَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ اَحَدٍ مِّنَ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya: “(Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, Apakah kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia ini?”
Namun tidak ada seorang pun yang menerima dakwah nabi Luth. Mereka justru terus melakukan kesesatannya dan tidak takut dengan penyimpangan dan kesesatan yang mereka lakukan.
Bahkan mereka mengancam akan mengusir nabi Luth beserta keluarganya dari kampung mereka. Mereka juga menantang nabi Luth untuk mendatangkan azab Allah apabila dia adalah orang yang benar.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-‘Ankabut ayat 29 yang berbunyi:
اَىِٕنَّكُمْ لَتَأْتُوْنَ الرِّجَالَ وَتَقْطَعُوْنَ السَّبِيْلَ ەۙ وَتَأْتُوْنَ فِيْ نَادِيْكُمُ الْمُنْكَرَ ۗفَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهٖٓ اِلَّآ اَنْ قَالُوا ائْتِنَا بِعَذَابِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ
Artinya: “Pantaskah kamu mendatangi laki-laki (untuk melampiaskan syahwat), menyamun, dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka, jawaban kaumnya tidak lain hanyalah mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allah jika engkau termasuk orang-orang benar!”
Malaikat Berwajah Rupawan Bertamu di Rumah Nabi Luth
Allah mengutus tiga malaikat untuk menurunkan azab kepada kaum nabi Luth. Mereka datang dengan penampilan pemuda yang berwajah rupawan, sebagai ujian bagi kaum nabi Luth dan hujjah bagi mereka.
Kemudian mereka menuju rumah nabi Luth layaknya para tamu. Nabi Luth yang pada awalnya mengira bahwa mereka adalah manusia biasa, merasa resah dengan kedatangan mereka, karena dia sudah menduga apa yang akan dilakukan kaumnya jika mengetahui keberadaan mereka.
Apalagi mereka berwajah rupawan.
Sebelumnya kaumnya sudah berpesan kepada nabi Luth agar tidak menerima apabila ada tamu kaum laki-laki, tetapi mereka tetap menerimanya.
Akhirnya dengan berat hati Nabi Luth menerima mereka sebagai tamunya dan pada mulanya tidak ada yang mengetahui keberadaan mereka kecuali keluarganya saja. Namun isteri nabi Luth lebih berpihak kepada kaumnya.
Dia memberitahu mereka tentang keberadaan tamu-tamu tersebut seraya menjelasakan bahwa wajah mereka sangat rupawan. Lalu kaumnya segera mendatangi nabi Luth untuk menuntutnya agar menyerahkan tamu-tamu itu kepada mereka.
Nabi Luth mengingatkan mereka bahwa wanita-wanita mereka lebih suci untuk mereka dari pada sesama laki-laki.
Dia juga mengingatkan mereka untuk bertakwa kepada Allah, sekaligus meminta mereka agar tidak mengganggu tamunya.
Dengan ketus kaum nabi Luth menjawab bahwa mereka tidak butuh wanita. Mereka mengatakan bahwa nabi Luth sendiri tahu apa yang mereka butuhkan.
Rumah Nabi Luth Diserang oleh Kaumnya
Para ahli tafsir menceritakan bahwa ketika itu nabi Luth menahan mereka untuk masuk ke rumahnya dengan menutup pintu rumah, sementara mereka berupaya membukanya dan masuk ke dalamnya.
Di balik pintu itu nabi Luth mengingatkan dan melarang mereka dengan segala harap.
Namun ketika didapati bahwa kaumnya keras kepala, nabi Luth pun berkata bahwasanya jika seandainya dia memiliki kekuatan dan pendukung untuk mengalahkan mereka, niscaya dia akan menimpakan azab kepada mereka.
Maka ketika itu para malaikat tersebut memberitahu nabi Luth tentang jati diri mereka. Hal demikian sebagaiman dijelaskan dalam firman Allah yang terletak pada Al-Qur’an surah Hud ayat 81 yang berbunyi:
قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ
Artinya: “Mereka (para malaikat) berkata, wahai Lut, sesungguhnya kami adalah para utusan tuhanmu. Mereka tidak akan dapat mengganggumu (karena mereka akan dibinasakan). Oleh karena itu, pergilah beserta keluargamu pada sebagian malam (dini hari) dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu (janganlah kamu ajak pergi karena telah berkhianat). Sesungguhnya dia akan terkena (siksaan) yang menimpa mereka dan sesungguhnya saat (kehancuran) mereka terjadi pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?”
Azab Allah terhadap Kaum Luth
Pada malam itu pula para malaikat memerintahkan nabi Luth beserta keluarganya untuk keluar dari negeri tersebut di akhir malam, kecuali isterinya karena dia telah menghianati nabi Luth.
Malaikat memberi pesan agar mereka jangan menoleh apabila mendengar suara, karena Allah akan menurunkan azab kepada mereka di waktu paginya. Setelah nabi Luth dan keluarganya, telah pergi meninggalkan negeri itu dan ketika matahari telah terbit, Allah pun memenuhi janji-Nya untuk menurunkan azab kepada kaumnya.
Allah menjadikan tanah desa tempat kediaman kaum Luth yang awal mulanya dataran tinggi menjadi rendah.
Kemudian menghujani dengan batu-batu dan tanah keras yang berjatuhan di atas mereka secara berturut-tutut.
Demikian hebatnya siksaan Allah yang ditimpakan kepada orang-orang yang zalim dan fasik. Mengenai isteri nabi Luth, ada yang mengatakan bahwa awalnya dia ikut serta bersama nabi Luth dan keluarganya meninggalkan kampung tersebut sebelum azab turun.
Namun dia melanggar pesan para malaikat untuk tidak menoleh ketika mendengarkan suara jeritan dan luluh lantaknya negeri kaumnya, dia menoleh dan berteriak, “Duhai kaumku.” Maka ketika itu dirinya ditimpa batu sehingga tewas menyusul kaumnya.
Bekas negeri tersebut Allah jadikan danau yang airnya berbau busuk sehingga tidak dapat digunakan. Daerah yang ditimpa siksaan itu sekarang dikenal dengan nama laut Mati atau danau Luth.
Sebagian ulama berpendapat, bahwa laut Mati sebelum peristiwa itu tidak ada, ia timbul dari gempa bumi yang menyebabkan dataran tinggi di daerah itu menjadi rendah 400 m di bawah permukaan laut. Pada tahun-tahun lampau ditemukan peninggalan-peninggalan dari kota Luth di tepi laut Mati.
Pelajaran Berharga dari Kisah Nabi Luth
Kisah nabi Luth mengajarkan bahwa pentingnya taat kepada perintah Allah, menjauhi perbuatan dosa, dan menghindari keserakahan. Kisah ini juga menunjukkan konsekuensi dari perilaku yang menyimpang dan betapa pentingnya kesabaran dalam menghadapi cobaan.
Wallohu ‘Alam