Nama nabi Ilyas disebut dalam Al-Qur’an sebanyak empat kali, yaitu dalam surah Al-An’am ayat 85, surah As–Saffat ayat 123-132
Sejarah Nabi Ilyas dan Kaumnya
Nabi Ilyas merupakan keturunan keempat nabi Harun alaihissalam, nabi Ilyas lahir di tengah-tengah bangsa Fenisia, yang merupakan masih keturunan kaum Bani Israel. Kerasulan nabi Ilyas termaktub dalam Al-Qur’an surah As-Saffat ayat 123:
وَاِ نَّ اِلْيَا سَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَ
Artinya: “Dan sungguh, Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul.”
Nabi Ilyas dikisahkan merupakan seseorang yang memiliki akhlak yang baik, selalu taat menjalankan perintah Allah Subhana wa Ta’ala, dan kesalehannya begitu tinggi. Nabi Ilyas diutus sebagai rasul untuk berdakwah dalam menyadarkan kaumnya dari kemusyrikan, dan juga menuntun bangsa Finesia untuk menyembah Allah SWT. Nabi Ilyas sangat antusias dalam berjuang, bertahun-tahun ia berdakwah, dan ia juga tidak pernah lelah mengajak kaumnya kepada kebenaran, berbagai upaya ia lakukan untuk menyadarkan kaumnya agar kembali ke pada syariat Allah SWT. Namun, dakwah dan seruan nabi Ilyas sama sekali tidak mereka hiraukan, semua usaha nabi Ilyas hanya bertepuk sebelah tangan, hampir semua dari bangsa Finesia menolak ajaran yang dibawa oleh nabi Ilyas.
Kebiasaan penduduk bangsa Fenisia adalah menyembah berhala, berhala yang mereka sembah merupakan sebuah patung yang dibangun oleh Raja Ahab, patung itu sengaja ia buat di tengah kota Ba’labak untuk disembah rakyatnya. Dalam Al-Qur’an dikisahkan berhala yang mereka sembah bernama Ba’al, sebagaimana disebutkan dalam surah As-Saffat ayat 124-125:
اِذْ قَا لَ لِقَوْمِهٖۤ اَ لَا تَتَّقُوْنَ. اَتَدْعُوْنَ بَعْلًا وَّتَذَرُوْنَ اَحْسَنَ الْخٰلِقِيْنَ.
Artinya: “(ingatlah) ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu tidak bertakwa?, Patutkah kamu menyembah Ba’al dan kamu tinggalkan (Allah) sebaik-baik Pencipta,”
Bangsa Fenisia Dilanda Kekeringan
Nabi Ilyas sudah menghabiskan waktu yang lama untuk berdakwah kepada kaumnya, beliau juga telah menceritakan tentang ancaman Allah SWT bagi orang-orang yang menyukutukan Allah, serta yang mengingkari nabi Ilyas . Namun, bangsa Fenisia tetap menolak ajaran beliau, bahkan segala upaya yang telah nabi Ilyas lakukan sama sekali tidak menyadarkan mereka. Sampailah di satu masa nabi Ilyas merasa pasrah, hingga akhirnya beliau berdo’a supaya Allah SWT menurunkan azab kepada kaumnya sebagai bentuk pengajaran. Allah SWT yang maha Pengasih mengabulkan do’a nabi Ilyas. Dalam waktu yang lama di wilayah Ba’labak tidak pernah turun hujan, sehingga bangsa Fenisia dilanda kekeringan yang sangat panjang.
Hari-hari terus berlalu, kekeringan yang melanda daerah Ba’labak belum menyadarkan bangsa Fenesia, mereka malah menyalahkan nabi Ilyas atas musibah itu. Mereka mengira keberadaan nabi Ilyas yang menyebabkan mereka dilanda kekeringan, sehingga mereka sepakat untuk mengusir nabi Ilyas dari negeri itu, bahkan kalau bisa mereka juga ingin membunuh beliau. Nabi Ilyas yang mengetahui rencana dan ancaman kaumnya, dengan berat hati akhirnya pergi meninggalkan daerah tersebut, dan untuk menyelamatkan dirinya nabi Ilyas terpaksa bersembunyi di sebuah gua. Selama nabi Ilyas berada dalam gua itu Allah SWT memberi pertolongan kepada beliau, seekor burung gagak sering datang dengan membawa makanan untuknya.
Sementara penduduk Ba’labak semakin risau atas kekeringan yang menimpa mereka, bencana itu membuat hewan ternak mereka mati berkaparan, tumbuhan yang ditanami juga layu berguguran, bahkan tidak sedikit juga dari mereka yang akhirnya meninggal dunia karena tidak sanggup bertahan akibat kekeringan yang berkepanjangan. Melihat fenomena yang mereka alami membuat bangsa Fenisia semakin membenci nabi Ilyas, mereka sekongkol untuk mencari dan ingin membunuh beliau.
Pertemuan Nabi Ilyas dengan Nabi Ilyasa’
Penduduk Ba’labak terus mengejar dan mencari keberadaan nabi Ilyas, sampailah di satu masa persembunyian nabi Ilyas diketahui. Sehingga untuk menyelamatkan dirinya dari kejahatan mereka, nabi Ilyas meninggalkan gua tersebut dan mencari tempat persembunyian yang lebih aman, dan untuk menghindari kaumnya beliau harus menelusuri sebuah sungai yang kebetulan berada di sekitar gua itu. Dalam perjalanannya nabi Ilyas melihat sebuah rumah terpencil yang keberadaannya jauh dari keramaian, sehingga nabi Ilyas pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah itu, ia menceritakan maksud kedatangannya, hingga akhirnya pemilik rumah tersebut memberikan izin kepada beliau untuk tinggal di rumah itu bersama mereka.
Pemilik rumah itu menerima kedatangan nabi Ilyas dengan baik, mereka memperlakukan beliau tanpa pamrih sedikitpun, kebetulan rumah yang nabi Ilyas tumpangi saat itu hanya dihuni oleh dua orang, yaitu seorang perempuan yang sudah menjadi ibu, beserta satu orang anaknya laki-laki. Namun, anak tersebut sudah lama menderita sakit yang parah, hingga badannya menjadi kering dan kurus, dan ia juga hanya mampu berbaring di tempat tidurnya. Nabi Ilyas yang melihat hal itu merasa kasihan, sampai nabi Ilyas ikut merawatnya, bahkan dalam riwayat yang masyhur nabi Ilyaslah yang menyembuhkan anak itu dari penyakit yang dideritanya atas izin Allah SWT.
Setelah anak itu sembuh ia beriman kepada nabi Ilyas, ia mempelajari semua ilmu yang dimiliki nabi Ilyas, ia juga menjadi pengikut setia nabi Ilyas, bahkan beliau tidak pernah ketinggalan kemanapun nabi Ilyas pergi berdakwah. Menurut sejarah anak itu nantinya menjadi orang yang sholeh, ia juga akan menjadi seorang rasul, yang bernama nabi Ilyasa’ yang diutus setelah nabi Ilyas.
Kaum Nabi Ilyas Beriman Kepada Allah SWTdan Meninggalkan Berhala
Tiga tahun telah berlalu sejak nabi Ilyas diusir oleh kaumnya, selama itu pula kekeringan telah melanda penduduk Ba’labak, dan musim kemarau juga belum berkesudahan sehingga mereka semakin merasa gelisah atas hal itu. Sebagian dari penduduk Ba’labak telah menyadari bahwa bencana yang menimpa mereka bukan karena kehadiran nabi Ilyas, tetapi disebabkan karena keingkaran mereka terhadap ajaran nabi Ilyas. Mereka juga menyadari bahwa berhala yang mereka sembah sama sekali tidak mampu menolong mereka dari bencana itu. Akhirnya mereka mengadakan musyawarah, setelah itu mereka sepakat untuk mencari nabi Ilyas, karena mereka tahu hanya beliau yang mampu menolong mereka dari musibah itu.
Beramai-ramai mereka mencari nabi Ilyas, dengan harapan nabi Ilyas mau menolong mereka dari penderitaan yang mereka alami. Setelah melakukan pencarian yang cukup lama akhirnya nabi Ilyas dapat ditemukan, yang pada saat itu tengah bersama temannya seorang lelaki yaitu nabi Ilyasa’. Mereka menceritakan maksud kedatangan mereka kepada nabi Ilyas, setiap kegelisahan musibah yang melanda mereka semuanya diadukan kepada nabi Ilyas, mereka juga berjanji akan beriman dan mengikuti ajaran beliau, serta berjanji tidak lagi menyembah berhala.
Nabi Ilyas yang melihat kesungguhan dan ketulusan kaumnya, membuat nabi Ilyas yakin kalau kaumnya benar-benar sudah bertaubat, beliau bahkan merasa luluh dan kasihan atas penderitaan mereka. Sehingga nabi Ilyas berdo’a kepada Allah SWT agar memberi rahmat-Nya kepada penduduk Ba’labak, dengan menurunkan hujan. Tidak berselang lama hujanpun turun, membuat sawah dan ladang mereka kembali menjadi subur. Tumbuhan yang meraka tanami menghasilkan panen yang melimpah, hewan ternak mereka berkembang pesat, sungai yang awalnya mengering sudah mengalirkan air sehingga mereka hidup sejahtera dan makmur.
Mukjizat Nabi Ilyas
Seperti kisah nabi dan rasul lainnya, nabi Ilyas juga memiliki beberapa kelebihan dan mukjizat, dengan tujuan untuk memperkuat bukti kerasulannya serta menunjukkan kekuasaan Allah SWT. Adapun Mukjizat nabi Ilyas adalah:
1.Dapat Berlari Kencang dengan Mendahului Kendaraan Raja Ahab
Ketika nabi Ilyas diketahui telah menghancurkan berhala Ba’al, beliau mendapat serangan dan dikejar oleh raja Ahab dan pasukannya, sehingga untuk menyelamatkan dirinya nabi Ilyas berlari dengan sangat kencang, sampai dapat mendahului kencangnya kendaraan raja Ahab sendiri.
2. Mampu Mendatangkan Musim Kemarau Panjang dan Menurunkan Hujan
Bertahun-tahun nabi Ilyas berdakwah kepada bangsa Finesia agar mereka beriman kepada Allah SWT. Namun, mereka tidak menghiraukan ajakan nabi Ilyas, mereka ingkar kepada nabi Ilyas dan tetap menyembah berhala, sampai nabi Ilyas jenuh terhadap sikap kaumnya. Sehingga untuk menyadarkan kaumnya, nabi Ilyas berdo’a kepada Allah SWT agar di negeri Ba’labak didatangkan musim kemarau yang panjang. Menurut sejarah yang paling masyhur musim kemarau itu berlalu kurang lebih selama tiga tahun. Setelah mereka tidak lagi menyembah berhala dan sudah beriman kepada Allah SWT, Allah SWT kemudian menurunkan hujan berkat do’a dari nabi Ilyas.
3. Dapat Menghidupkan Orang yang Sudah Mati
Pada saat musim kemarau yang sangat panjang, Nabi Ilyas bertemu dengan seorang ibu yang sudah berumur tua, pada saat itu ia sedang membawa sedikit air dan gandum, yang untuk ia berikan kepada anaknya yang sangat kelaparan. Namun, nabi Ilyas meminta air dan gandum yang tengah dibawa ibu tersebut, seraya nabi Ilyas berkata kepada ibu itu, bahwa air dan gandum tersebut akan selalu ada atas izin Allah SWT. Setelah ibu itu yakin, akhirnya dia datang menghampiri Nabi Ilyas dan memberikan air dan gandum yang dibawanya.
Tidak lama kemudian apa yang telah dikatakan nabi Ilyas tadi benar-benar terjadi, air dan gandum yang dibawa ibu itu kembali ada, meskipun sudah diminum dan dimakan. Namun, sayangnya anak ibu itu lebih dahulu meninggal sebelum dapat meminum dan memakan air dan gandum yang dibawa ibunya.Kejadian itu membuat ibunya merasa terpukul dan sangat sedih, dan nabi Ilyas yang melihat hal itu merasa kasihan, sehingga nabi Ilyas berdoa kepada Allah SWT supaya anak tersebut dihidupkan kembali, Allah yang maha berkehendak mengabulkan do’a nabi Ilyas, tidak berselang lama anak itupun kembali hidup, sehingga ia bisa meminum dan memakan air dan gandum yang dibawa oleh ibunya.
4. Mendapatkan Nikmat Makanan dari Langit
Meskipun terjadi kemarau yang sangat panjang, namun nabi Ilyas mampu bertahan hidup dengan pertolongan Allah SWT. Pada saat itu juga nabi Ilyas tidak bisa pergi leluasa mencari makanan, karena beliau adalah incaran para penduduk Ba’labak. Sehingga beliau harus bersembunyi di suatu gua untuk menyelamatkan dirinya. Selama beliau bersembunyi, atas izin Allah SWT nabi Ilyas selalu mendapatkan makanan melalui seekor burung gagak, burung itu setiap pagi dan sore datang membawa makanan kepada nabi Ilyas.
5. Mampu Menyembuhkan Orang yang Sakit
Pada saat nabi Ilyas mencari tempat persembunyian yang baru, nabi Ilyas kemudian menemukan sebuah rumah yang tempatnya jauh dari keramaian. Sehingga nabi Ilyas memilih rumah itu untuk menjadi tempat persembunyiannya, dan setelah nabi Ilyas diizinkan pemilik rumah itu untuk masuk, nabi Ilyas melihat anak pemilik rumah itu mengalami sakit yang parah. Sebagai rasa bentuk balas budinya, nabi Ilyas ikut merawat anak tersebut, bahkan beliau juga berdo’a kepada Allah SWT atas kesembuhan anak itu. Allah SWT yang maha Memperkenankan langsung mengabulkan do’a nabi Ilyas, menurut sejarah yang shohih anak itu merupakan nabi Ilyasa’.
Wafatnya Nabi Ilyas
Nabi Ilyas terus menyeru kaumnya kepada kebenaran, beliau berdakwah seperti biasanya. Namun, pada saat itu nabi Ilyas sudah memiliki teman yang setia mendampinginya dalam berdakwah, yaitu nabi Ilyasa’. Beberapa tahun setelah penduduk Ba’labak telah beriman, kemudian mereka ingkar dan balik lagi menyembah berhala. Sehingga nabi Ilyas berdo’a kembali kepada Allah SWT agar kaumnya diberikan azab atas kemusyrikan mereka, setelah itu nabi Ilyas pergi meninggalkan tempat tersebut.
Menurut sejarah, akhir kisah nabi Ilyas bukanlah meninggal dunia, akan tetapi beliau diwafatkan dengan diangkatnya ke langit oleh Allah SWT. Sehingga dalam Islam, nabi Ilyas diyakini salah satu nabi yang masih hidup sampai sekarang. Kemudian perjuangan nabi Ilyas dilanjut oleh nabi Ilyasa’.
Keteladanan yang Mesti Diambil Hikmahnya dari Kisah Nabi Ilyas
Dalam kisah nabi Ilyas banyak pelajaran dan nilai mengandung keteladanan yang harus kita contoh, diantaranya:
1. Meneladani nabi Ilyas tentang kesabaran dan semangat beliau dalam memperjuangkan kebenaran, beliau rela dikejar-kejar kaumnya sampai harus bersembunyi di beberapa tempat.
3. Kisah kaum nabi Ilyas memberi pelajaran bagi kita, bahwa iman manusia itu dapat berubah-ubah. Oleh sebab itu, kita sebagai hamba Allah SWT senantiasa harus berusaha menjaga keimanan dan selalu Istiqomah dalam kebenaran.
2. Tidak melampaui batas dalam berbuat kemungkaran, sebab perbuatan mungkar yang terus menerus dilakukan akan merugikan diri sendiri.
4. Memiliki sifat pemaaf dan penolong. Nabi Ilyas diberikan keistimewaan oleh Allah berupa hati yang lapang dan suka menolong. Orang-orang yang telah menyakiti dan mencoba membunuhnya pun tetap beliau tolong dengan penuh keikhlasan. Beliau sedikitpun tidak memiliki rasa dendam, bahkan nabi Ilyas sangat mudah mengasihani orang lain.
Wallahu a’lam