Kepada Non Muslim? Simak
Wah sepertinya belum Login
Login dulu yuk, agar namamu tersedia di sini
Login dulu yuk, agar namamu tersedia di sini
“Orang-orang bertaqwa adalah mereka yang yang bersedekah tidak peduli nominal, mampu merendam emosi”
An-Nisa : 49
Tayangan ulang kajian komunitas
Waktu terus berjalan, tanpa terasa enam hari lagi kita akan masuk pada tahun baru masehi yaitu 2025, yang bertepatan dengan kedatangan bulan Rajab 1446 Hijriyah.
Berkaitan dengan bulan Rajab, Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata dalam kitab Latha’if Al-Ma’aarif, sebagai berikut:
شهر رجب مفتاح أشهر الخير والبركة
Artinya: “Bulan Rajab adalah kunci untuk bulan-bulan penuh kebaikan dan keberkahan.”
Abu Bakr Al Warraq Al Balkhiy juga berkata:
شهر رجب شهر الزرع, وشهر شعبان شهر السقي للزرع, وشهر رمضان شهر حصاد الزرع
Artinya: “Bulan Rajab adalah bulan untuk menabur. Bulan Sya’ban adalah bulan untuk menyirami. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk memanen”.
Bulan Rajab merupakan momentum yang tepat untuk bertaubat kepada Allah dari segala maksiat. Jangan sampai hal ini disia-siakan dan terlewat begitu saja.
Ibnu Rajab menganjurkan umat manusia untuk bertaubat di bulan Rajab yang mulia ini. Beliau mengatakan:
بيض صحيفتك السوداء في رجب بصالح العمل المنجي من اللهب
Artinya: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap”.
Bulan Rajab sebagai pengingat Ramadhan semakin mendekat.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan”.
Wallohu a’lam bis-showab.
Oleh: Aryan Andika
Waktu terus berjalan, tanpa terasa enam hari lagi kita akan masuk pada tahun baru masehi yaitu 2025, yang bertepatan dengan kedatangan bulan Rajab 1446 Hijriyah.
Berkaitan dengan bulan Rajab, Ibnu Rajab Al-Hanbali berkata dalam kitab Latha’if Al-Ma’aarif, sebagai berikut:
شهر رجب مفتاح أشهر الخير والبركة
Artinya: “Bulan Rajab adalah kunci untuk bulan-bulan penuh kebaikan dan keberkahan.”
Abu Bakr Al Warraq Al Balkhiy juga berkata:
شهر رجب شهر الزرع, وشهر شعبان شهر السقي للزرع, وشهر رمضان شهر حصاد الزرع
Artinya: “Bulan Rajab adalah bulan untuk menabur. Bulan Sya’ban adalah bulan untuk menyirami. Bulan Ramadhan adalah bulan untuk memanen”.
Bulan Rajab merupakan momentum yang tepat untuk bertaubat kepada Allah dari segala maksiat. Jangan sampai hal ini disia-siakan dan terlewat begitu saja.
Ibnu Rajab menganjurkan umat manusia untuk bertaubat di bulan Rajab yang mulia ini. Beliau mengatakan:
بيض صحيفتك السوداء في رجب بصالح العمل المنجي من اللهب
Artinya: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap”.
Bulan Rajab sebagai pengingat Ramadhan semakin mendekat.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan perjumpakanlah kami dengan bulan Ramadhan”.
Diam sering kali dianggap sebagai sebuah tindakan pasif, tetapi sebenarnya memiliki keutamaan yang mendalam, dan berharga dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ [رواه البخاري ومسلم]
Terjemah: “Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya,” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dalam banyak situasi, memilih untuk diam bisa menjadi pilihan yang lebih bijaksana dari pada berbicara. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Memberikan Ruang untuk Merenung
Diam memungkinkan untuk merenungkan pikiran dan perasaan, sehingga dalam keheningan dapat memahami diri sendiri dengan lebih baik, dan mengevaluasi situasi secara objektif. Ini membantu untuk membuat keputusan yang lebih baik dan terhindar dari tindakan impulsif.
2. Menghindari Konflik
Banyak konflik muncul dari ucapan yang tidak dipikirkan dengan matang. Dengan memilih untuk diam seseorang dapat mencegah kata-kata yang menyakiti atau menyinggung orang lain. Diam memberikan waktu untuk meredakan emosi, dan menghindari perdebatan yang tidak perlu.
3. Mendengarkan dengan Lebih Baik
Ketika diam, seseorang memberi kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Mendengarkan secara aktif adalah keterampilan penting dalam berkomunikasi. Memperhatikan apa yang dikatakan orang lain, dapat membangun hubungan yang lebih baik dan memahami perspektif mereka.
4. Menjaga Kesehatan Mental
Dalam dunia yang penuh dengan kebisingan dan tekanan, diam dapat menjadi bentuk meditasi yang efektif. Menghabiskan waktu dalam keheningan dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres, sehingga meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.
5. Menunjukkan Kebijaksanaan
Seringkali, orang yang tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam dianggap lebih bijaksana. Diam bisa menjadi tanda kedewasaan dan pengendalian diri, menunjukkan menghargai situasi dan orang-orang di sekitar kita.
Kesimpulan
Keutamaan diam bukanlah tentang menghindari komunikasi, melainkan tentang memilih momen yang tepat untuk berbicara atau mendengarkan. Dalam banyak kasus, diam dapat membawa kedamaian, kebijaksanaan, dan pemahaman yang lebih dalam. Mari kita hargai kekuatan diam dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dan lingkungan yang harmonis.
Wallahu A’lam
Oleh Jusmin
والعلم في أصله أفضل من الخبرة، ولكن قلة العلم مع كثرة الخبرة أنفع للإنسان من كثرة العلم بلا خبرة، لأن العلم إذا وضع في غير موضعه ضار، وربما يكون أضر من الجهل، لأن العلم دواء، و ترك المريض بلا دواء أفضل له من إعطائه علاجا ليس لمرضه، فقد يهلك المريض بالدواء وهو دواء، و يهلك الجاهل بالعلم وهو علم
📚 الفصل بين النفس و العقل، للشيخ عبد العزيز بن مرزوق الطريفي، ص ٧
Berkata Sidi Syaikh Abdul Aziz Ibn Marzuqin At-Tharifi di dalam Muqaddimah kitab beliau yaitu, Al-Fasl baina An-Nafs wa Al-Aql:
“Pada dasarnya ilmu itu lebih utama daripada pengalaman, akan tetapi sedikitnya ilmu dibarengi dengan banyaknya pengalaman itu lebih bermanfaat bagi manusia daripada banyaknya ilmu tanpa adanya pengalaman._
Karena ilmu jika ditaruh pada selain tempatnya akan membahayakan, terkadang lebih berbahaya daripada bodoh, karena ilmu pengetahuan itu bagaikan obat, dan tidak memberikan obat kepada orang sakit itu lebih baik baginya daripada memberikannya obat yang tidak cocok dengan penyakitnya.
Terkadang orang sakit itu binasa disebabkan oleh obat yang salah sedangkan itu adalah obat, begitu juga orang bodoh terkadang binasa disebabkan oleh ilmu yang digunakan bukan pada tempatnya padahal itu ilmu. ”
Referensi: Al-Fasl baina An-Nafs wa Al-Aql, karya Syaikh Abdul Aziz bin Marzuqi At-Tharifi, Hal. 7 cet: Dar Al-Minhaj.
Wallahu A’lam
Oleh Ustadz Nabil Amru Fawwaz
الثانية: عن سيدي عبد الوهاب الشعراني- نفعنا الله به- أن من واظب على قراءة هذين البيتين في كل يوم جمعة، توفاه الله على الإسلام من غير شك، وهما:
إِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً * وَلاَ أَقْوَى عَلَى نَارِ الْجَحِيْمِ
فَهَبْ لِيْ تَوْبَة وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي * فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ
ونقل عن بعضهم أنها تقرأ جمس مرات بعد الجمعة
Faidah yang ke-dua.
Dari Sayyidi Syaikh Abdul Wahab as-Sya’rani:
“Barang siapa yang rutin membaca dua bait-bait ini di setiap hari Jum’at, maka ia akan di wafatkan oleh Allah dalam keadaan Islam (Husnul khatimah) tanpa adanya keraguan.
Adapun dua bait tersebut yaitu:
إِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً # وَلاَ أَقْوَى عَلَى نَارِ الْجَحِيْم
“فَهَبْ لِيْ تَوْبَة وَاغْفِرْ ذُنُوْبِي # فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ
Dikutip dari sebagian ulama, bahwasanya bait di atas dibaca sebanyak lima kali sesudah sholat Jum’at.
Referensi, I’anah Ath-thalibin, karya Syaikh Abu Bakar Ustman bin Muhammad Syatho ad-Dimyathi al-Bakri as-Syafi’, juz. 2 hal. 154
Wallahu A’lam
Oleh Ustadz Nabil Amru Fawwaz
قال الشيخ العلامة محمد راغب الطباخ: العلم يحتاج إلى ثلاثة أمور:
١. مال قارون
٢. عمر نوح
٣. صبر أيوب
و زاد الشيخ عبد الفتاح رابعا:
٤. دار السلطان أي دار الكبيرة لتتسع للكتب
“Syaikh al-Allamah Muhammad Raghib at-Thobbagh berkata: ‘Ilmu itu butuh akan tiga hal yaitu:
1. Hartanya Qarun
2. Umurnya Nabi Nuh
3. Kesabarannya Nabi Ayyub.’
Dan Syaikh Abdul Fattah menambahi yang ke-empat, yaitu:
4. Rumah sultan, yaitu rumah yang besar supaya muat untuk menampung kitab yang banyak”.
Referensi, Qimah Az-Zaman Inda Al-Ulama’, Karya: As-Syaikh Al-Allamah Abdul Fattah Abu Ghadah, Hal. 124
Wallahu A’lam
Oleh Ustadz Nabil Amru Fawwaz
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
📿 Cara Baca :
Rabbanā, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār
📖 Artinya :
“Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka.”
📚 WAWASAN :
Doa sapu jagat ini adalah lafal doa yang paling banyak dibaca oleh Rasulullah SAW. Intensitas yang tinggi menunjukkan betapa pentingnya doa ini. Hal ini dapat diketahui dari kesaksian para sahabatnya sebagaimana riwayat hadits berikut ini:
عن أنس قال كان أكثر دعاء النبي صلى الله عليه وسلم اللهم ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
Artinya, “Dari Anas, ia berkata, ‘Kebanyakan doa yang dibaca Rasulullah SAW adalah ‘Allāhumma Rabbanaa, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār, ’’” (HR Bukhari dan Muslim).
Lafal doa sapu jagat ini bukan berasal dari hadits semata. Lafal doa ini dikutip dari Al-Qur’an, Surat Al-Baqarah ayat 201.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya, “Di antara mereka ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka.’”
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا حُبَّك وَحُبَّ مَنْ أَحَبَّك وَحُبَّ مَا يُقَرِّبُنَا إِلَيْك
📿 Cara Baca :
Allohummarzuqnaa Hubbak, Wa Hubba Man Ahabbak, Wa Hubbamaa Yuqorribunaa Ilaiik
📖 Artinya :
“Wahai Allah Tuhan kami, berikanlah kami rizki berupa Kecintaan terhadap-Mu, kecintaan kepada orang-orang yang mencintai-Mu, kecintaan terhadap perkara-perkara yang membuat kami lebih dekat kepada-Mu.”
📚 WAWASAN :
Untuk lebih dekat dengan yang kita cintai, kita juga perlu lebih dekat dan akrab dengan orang-orang yang dia cintai, yang mencintainya, dan berbagai hal yang ia suka.
Begitu pula dengan kecintaan kita kepada Allah, perlu dibuktikan dengan perbuatan-perbuatan semacam ini, dan kita juga tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya kecuali atas dukungan dari Allah Sang Maha Kuasa.
Semoga kita menjadi orang yang mencintai para Ulama kekasih Allah, menyukai perbuatan-perbuatan baik yang disukai Allah, hingga pada akhirnya kita menjadi hamba yang disukai oleh Allah dan dekat dengan-Nya.
اَللَّهُمَّ حَبِّب إِلَيْنَا الإِيْمَان وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّه إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَان وَاجْعَلْنَا مِنَ الرّاشِدِيْن
📿 Cara Baca :
Allohumma Habbib ilainal Imaan, Wa Zayyinhu fii Quluubina, Wa Karrih ilainal Kufro wal Fusuuqo wal Isyaan, Waj’alnaa minar Roosyidiin
📖 Artinya :
“Ya Allah ya Tuhan kami, tambahkanlah Keimanan untuk kami, hiaskanlah keimanan tersebut dalam ruang hati kami, buatlah hati kami membenci kekufuran dan kefasikan serta kemaksiatan, dan jadikanlah kami sebagai hamba-hamba yang cerdas.”
📚 WAWASAN :
Doa ini berasal dari Al-Maghfurlah Romo Kyai Haji Muhammad Badruddin Anwar, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 2, Malang.
Doa ini menggambarkan bagaimana cara agar kita bisa dan mampu meminimalisir perbuatan maksiat, yaitu dengan cara memenuhi hati kita dengan keimanan, memenuhi hati kita dengan kebencian terhadap perbuatan-perbuatan maksiat itu sendiri.
Barang atau perkara yang kita benci, akan dengan mudah bagi kita untuk menjauhinya, sebaliknya, perkara yang sudah penuh di hati kita, akan dengan mudah bagi kita untuk senantiasa mengamalkannya.
اَللَّهُمَّ إنَّا نَسْئَلُكَ هِمَّةً عَالِيَة تُبَلِّغُنَا الىَ كُلِّ اَمْرٍ مَحْمُوْدٍ وَنِيَّةً صَادِقَة تُحْجِزُنَا عَنْ كُلِّ مَا يُوْجِبُ السُّدُود
📿 Cara Baca :
Allohumma innaa nas’aluka himmatan aaliyah, tuballighunaa ilaa kulli amrin mahmuud, wa niyyatan shoodiqoh, tuhjizunaa ankulli maa yuujibus suduud
📖 Artinya :
“Ya Allah, kami memohon kepada Engkau, sebuah gelora semangat yang tinggi yang mengantarkan kami untuk beramal amalan-amalan yang baik dan terpuji, kami juga memohon agar diberikan niat yang benar baik dan tepat, agar dihindarkan dari segala yang membuat suatu perkara tertutup.”
📚 WAWASAN :
Semangat adalah kata yang sering dilalaikan dan disepelekan, padahal dengan semangat itulah orang bisa melakukan apapun. Doa ini merupakan wasilah meminta pertolongan kepada Allah agar kita diberikan gejolak semangat untuk beribadah dan dalam melakukan hal-hal positif, hanya dengan dukungan-Nya kita mampu melakukan sesuatu sebagai hamba.
Doa ini juga memiliki tujuan penting agar Allah menata kembali hati kita, niat kita, dalam melakukan sesuatu, berharap agar tidak salah niat sehingga yang dilakukannya pun menjadi sesuatu yang diridhoi oleh-Nya, bukan malah dimurkai-Nya. Aamiin.